metode tajdied didesain dengan menggunakan pendekatan mnemonic dan SAS murni. Di mana kedua pendekatan tersebut akan memacu ingatan sekaligus cara berpikir peserta didik. Sehingga mereka akan terlatih untuk berfikir kritis dan kuat dalam problem solving. Tidak hanya itu pembelajaran tajdied menganjurkan peserta didik mengucap sambil menggunakan tepukan yang mana ini peserta didik akan dituntut aktif menggunakan otak kanan maupun otak kiri secara bersamaan sehingga dapat merangsang kecerdasan. biasanya dalam pembelajaran al-qur’an, anak yang mudah belajar adalah anak yang memiliki cara belajar visual dan auditori, sedangkan anak yang cara belajarnya kinestetik akan bosan dan kurang maksimal dalam menyerap materi pembelajaran. akibatnya, mereka akan dianggap tidak sepandai teman-temannya dan cenderung tertinggal. dari sinilah tajdied berusaha agar metodenya mudah bagi siapapun, baik yang cara belajarnya visual, auditori, maupun kinestetik. anak akan dapat belajar dengan semua kecerdasan yang ia miliki, visual dengan melihat, auditori dengan mendengar, dan kinestetik dengan tepukan dan gerakan-gerakan yang sudah dipatenkan tajdied.